Kesehatan Mental Ibu Melahirkan

RUANG OPINI - RA
4 min readMay 5, 2024

--

Dilansir dari berita detik News, dan Antara News Komisi Nasional

Apa itu baby blues?

Perlindungan Anak (Komnas PA) turun tangan untuk menginvestigasi kasus ibu yang di duga menenggelamkan bayinya ke dalam ember di daerah Jakarta Selatan. Komnas Pa sendiri telah menemui ibunya tersebut dan menyatakan yang bersangkutan Baby Blues Syndrome adalah suatu gangguan yang dimana suasana hati ataupun gangguan psikologis nya yang dai alami ibu pasca melahirkan, yaitu merasa seperti gundah dan sedih yang sangat berlebihan. Kondisi ini menyebabkan ibu menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelas lia yang mengatakan Ibu A yang memiliki 3 orang yang dimana masing-masing anak nya masih sangat balita. Ke 3 anaknya tersebut berjenis kelamin 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Dan yang di masukkan ke dalam bak yaitu merupakan seorang anak laki-laki yang berusia 3 bulan. Komnas PA mengungkapan pengakuan dari ibu yang menenggelamkan anaknya ke dalam ember. Sang ibu mengakui kalo dirinya tersebut depresi di karenakan mengurus 3 anak bayi sekaligus. Di dalam video yang beredar, terlihat anak korban dibawa ke dalam kamar mandi. Di sana sudah ada sebuah ember yang berisikan air. Tak lama kemudian, bayi tersebut di tenggelamkan ke dalam ember oleh pelaku nya, yang di duga ibunya sendiri. Bayi tersebut mengalami kesusahan dalam bernapas dan menangis. Akan tetapi, ibu korban tertawa saat melakukan hal tersebut. Tidak lam kemudian, ibu tersebut mengangkat bayi nya. lalu ibu tersebut kembali mencemplungkan anaknya ke dalam ember dengan posisi kepala di tenggelamkan.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari staf Medis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta I Putu Gede Kayika menyampaikan bahwa beban mental dan emosional pada ibu yang baru saja melahirkan dapat menyebabkan adanya sebuah gangguan mental seperti baby blues dan depresi pasca melahirkan. “seorang ibu yang baru saja mengalami perubahan tersebut, secara mental ataupun psikisnya dapat mengalami beban `yang bisa mengganggu orang lain di sekitar lingkungannya,termasuk anaknya” yang dikatakan di dalam acara Kesehatan Daring. “Kondisi tersebut ada banyak, yaitu seperti baby blues, kalau kita lihat itu masih tergolong ringan. ada yang lebih berat lagi yaitu depresi postpartum”, ia juga menambahkan bahwa banyak sekali perempuan yang menghadapi masalah tersebut yaitu sep[erti psikis, perubahan fisik, dan emosional signifikan setelah melahirkan. Kondisi tersebut yang menimbulkan gangguan mental Pasca Melahirkan yang gejalanya bisa berupa munculnya perasaan sedih, kecemasan, kebingungan, serta kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.

Menurut pendapat saya mengenai hal tersebut adalah Kesehatan mental pada ibu hamil jika tidak dapat penanganan yang baik akan berdampak buruk bagi ibu hamil tersebut, yang di mana stres akan berdampak pada gangguan perkembangan bayinya bahkan juga dapat membahayakan keselamatan jiwa pada ibu hamil tersebut. Tingkat kejadian pada gangguan kesehatan mental ibu melahirkan yaitu terjadi di seluruh dunia, sekitar 10 % wanita hamil dan 13 % wanita yang baru saja melahirkan mengalami gangguan mental. Di negara-negara berkembang tingkat kejadiannya hampir mencapai 15,6 % selama kehamilan dan 19,8 % setelah melahirkan. Di dalam kasus ini, ibu hamil dapat melakukan peran dengan baik. Di Indonesia, diperkirakan 26% ibu pasca melahirkan mengalami depresi. Salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan mental masa nifas diantaranya adalah riwayat trauma, kepribadian, kondisi medis, dan perubahan hormonal. Kesehatan mental pada ibu hamil dapat memerlukan definisi yang sangat jelas dari setiap fakta-fakta yang relevan untuk membantu penyediaan layanan kesehatan. Untuk mengatasi tingginya tingkat tekanan mental pada ibuyang mengalami kesulitan.

Adapun Opini menurut saya mengenai Kesehatan Mental Ibu Melahirkan justru sangat penting sekali bagi para ibu di luar sana, dan opini saya tentang kesehatan mental ibu selama melahirkan, sebagai berikut:1. Perhatian yang lebih besar. Opini umum adalah bahwa kesehatan mental pada ibu selama melahirkan harus diperhatikan dengan serius oleh tenaga medis dan keluarga. Ini termasuk salah satu pemantauan terhadap gejala-gejala depresi postpartum dan stres yang memungkinkan timbulnya selama periode pasca melahirkan. 2. Pentingnya dukungan sosial, banyak yang percaya bahwa dukungan sosial yang kuat, termasuk dari pasangan, keluarga dan teman-teman, dapat membantu ibu menghadapi tantangan mental yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi. 3. Perlunya perawatan kesehatan mental yang tepat, baju opini lainnya menekankan bahwa pentingnya akses ibu melahirkan ke layanan kesehatan mental yang memadai, termasuk konseling dan terapi jika diperlukan. Ini dapat membantu dalam mengatasi stres, kecemasan, ataupun depresi yang mungkin muncul.

Maka kesimpulan mengenai Kesehatan Mental Ibu Melahirkan adalah bahwa Kesehatan Mental sangat penting dan memerlukan adanya perhatian khusus. Kondisi kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi kesehatan mental ibu secara signifikan, terlebih jika sang ibu mengalami stress, kecemasan, atau pun depresi. Penelitian mengatakan bahwa mayoritas ibu melahirkan mengalami kesehatan mental berat, dengan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti usia, pendidikan, dan dukungan sosial. Di dalam beberapa kasus tersebut, Kesehatan mental ibu melahirkan dapat berdampk kepada kesejahteraan ibu dan anak, yaitu seperti perkembangan janin yang buruk, kelahiran secara prematur. oleh karena itu lah, pentingnya meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan mental ibu melahirkan melalui edukasi, dukungan, dan layanan kesehatan mental yang tersedia.

Lia Septiana

(202115500007)

--

--

No responses yet