RUANG OPINI - RA
5 min readMay 4, 2024

Bertahannya Lenong Betawi di Era Sekarang

Lenong adalah sejenis drama cerita-cerita rakyat yang berisi sebuah ksatria untuk membela rakyat kecil yang tertindas dan permainannnya di selingi dengan rumor. Lenong ini sendiri adalah sebuah terater dari rakyat Betawi yang diiringi dengan musik tradisional : seperti Gambang Kromong Kombinasi atau Gambang Kromong Modern, yang di sertai dengan orkes melayu atau orkes dangdut. (Nirwanto Ki S. Hendrowinoto, “Seni Budaya Betawi Mengiring Zaman”, 1998)

Menurut Endo Suanda (2005), Dalam dunia seni pertunjukan, istilah gaya banyak mengacu pada ciri atau kekhususan suatu wilayah. Misalnya tarian gaya Minang, Jawa, Bali, Maluku, dan sebagainya. Adapun istilah jenis, mengacu pada ciri suatu bentuk atau kelompok kesenian, yang berada dalam suatu gaya. Dalam bahasa inggris istilah itu disebut genre. Berikut beberapa macam Lenong Betawi :

1. "Lenong Denes" adalah salah satu jenis lenong yang populer di Jakarta pada awal abad ke-20. Istilah "Denes" berasal dari bahasa Belanda "dans" yang berarti tarian. Lenong Denes menggabungkan unsur-unsur tarian yang lebih dominan dibandingkan dengan lenong Betawi konvensional. Pertunjukan lenong ini sering kali menampilkan adegan-adegan tarian yang menarik dan menghibur, diselingi dengan dialog-dialog komedi dan cerita-cerita khas Betawi. Meskipun tidak sepopuler lenong Betawi tradisional, Lenong Denes tetap menjadi bagian penting dari warisan seni pertunjukan Betawi yang unik.

2. Lenong Preman adalah salah satu variasi dari seni teater tradisional Lenong Betawi yang menekankan pada cerita-cerita yang menggambarkan kehidupan sosial dan budaya di lingkungan premanisme atau kriminalitas di Jakarta. Pertunjukan Lenong Preman sering kali menghadirkan karakter-karakter preman atau tokoh-tokoh yang terlibat dalam kegiatan ilegal, namun disajikan dengan sentuhan komedi dan satire yang khas dari seni lenong Betawi. Meskipun mengangkat tema yang kontroversial, Lenong Preman tetap menjadi bagian dari warisan seni pertunjukan Betawi dan memiliki penggemar tersendiri di kalangan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Asal mula lenong Betawi dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19, dan seni ini terus berkembang hingga hari ini, meskipun terkadang mengalami tantangan dari perubahan zaman dan perkembangan seni yang modern. Menurut Firmam seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong, dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak 1920-an.

Lenong Betawi mulai dikenal sebagai genre seni teater yang berdiri sendiri pada awal abad ke-20. Pertunjukan lenong umumnya digelar di panggung terbuka di pasar atau perkampungan Betawi, serta di rumah-rumah orang kaya sebagai hiburan. Pertunjukan lenong Betawi biasanya menampilkan cerita-cerita yang beragam, termasuk legenda, mitos, dan kisah-kisah keseharian masyarakat Betawi. Pertunjukan ini juga dikenal dengan penggunaan bahasa Betawi yang khas, musik tradisional Betawi, tarian, dan unsur-unsur komedi yang menghibur.

Bagaimana perkembangan Lenong betawi saat ini? mari kita bahas.

Seiring dengan perkembangan Jakarta menjadi pusat perkotaan yang modern, lenong Betawi mengalami tantangan dari perkembangan media modern seperti film dan televisi. Meskipun demikian, seni teater ini tetap bertahan dan bahkan mendapat perhatian baru dari masyarakat yang semakin menghargai warisan budaya lokal.

Lenong Betawi telah berhasil bertahan hingga saat ini karena beberapa alasan:

1. Kekuatan Tradisi yang dimana Lenong Betawi merupakan bagian penting dari warisan budaya Betawi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan ini memiliki nilai historis dan afektif yang kuat bagi masyarakat Betawi, sehingga tetap dijaga dan dipelihara.

2. Pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia telah memberikan pengakuan terhadap lenong Betawi sebagai bagian dari warisan budaya nasional. Langkah ini memberikan dukungan dan perlindungan terhadap seni teater tradisional ini, serta mendorong pelestariannya.

3. Beradaptasi dengan perkembangan zaman Meskipun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, lenong Betawi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Beberapa grup lenong mungkin telah melakukan inovasi dalam penyajian pertunjukan, termasuk penyesuaian dengan tren dan preferensi masyarakat modern.

4. Konstituasi generasi juga merupakan faktor Lenong betawi bisa bertahan hingga saat ini. Meskipun terjadi perubahan dalam masyarakat Betawi, banyak keluarga seniman yang meneruskan tradisi lenong Betawi dari generasi ke generasi. Hal ini menjaga keberlangsungan pertunjukan dan memastikan bahwa seni teater ini tetap hidup di kalangan masyarakat.

5. Memetingkan dentitas budaya merupakan salah satu elemen yang penting dalam mempertahankan identitas budaya Betawi. Masyarakat Betawi bangga akan warisan budaya mereka dan melihat lenong Betawi sebagai salah satu cara untuk memperkuat dan memperluas pengenalan akan budaya mereka.

Dengan kombinasi dari faktor-faktor di atas, lenong Betawi telah mampu bertahan hingga saat ini sebagai bagian yang penting dari budaya Jakarta dan sekitarnya. Dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan pelaku seni telah memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan relevan dalam konteks zaman yang terus berubah.

Salah satu program yang mengadaptasi genre seni teater tradisional Lenong Betawi ke dalam format acara komedi di televisi yaitu Lenong Bocah. Lenong Bocah sendiri memiliki tujuan untuk menghibur penonton sambil memperkenalkan budaya Betawi kepada generasi muda melalui format yang lebih modern dan akrab bagi mereka, yaitu televisi. Dengan demikian, program ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk menjaga minat dan apresiasi anak muda terhadap seni tradisional seperti lenong Betawi, sambil tetap menghibur dan memperkaya konten televisi.



Saran dari penulis agar Lenong Betawi bisa tetap Eksis hingga saat ini, sebagai anak muda marilah kita lestarikan budaya lokal agar tidak tergerus zaman. Karena pada hakikatnya budaya Betawi terutama lenong itu budaya yang sangat jenaka untuk di dalami. Karena dengan keterlibatan aktif kalian sebagai anak muda dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lenong Betawi, dapat diharapkan bahwa minat dan apresiasi terhadap seni teater tradisional ini akan terus berkembang dan berlanjut dari generasi ke generasi.

Penulis : Muhammad Reza Himawan (20211550039)