ANAK SEKOLAH DI INDONESIA TRAUMA BELAJAR
#1 Alif Maulana Syah 202215570001
Video di Channel YouTube Tom MC Ifle yang membahas mengenai "Anak Sekolah Trauma Belajar" sangat ramai menjadi perbincangan publik dengan jutaan view dan ribuan komentar. Video itu berisi perbincangan Jafar Rhadi atau kerap dikenal sebagai Guru Gembul di YouTube dan Tom Martin Charles Ifle atau kerap dikenal Tom MC Ifle di YouTube tentang Sistem Pendidikan di Indonesia yang membuat anak sekolah menjadi trauma belajar : apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana cara mengatasinya. Saya menonton video tersebut sampai tuntas selama 26 Menit. Menurut saya, isi dari diskusi tersebut menjadi sebuah kritik yang membangun untuk diri kita dan kritik membangun pada pendidikan di Indonesia.
Yang dibahas oleh publik dalam video tersebut adalah pernyataan dari Guru Gembut (Jafar Rhadi) yang merasa bahwa (1) terlalu banyak yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia (2) sekolah tidak mengajarkan menjadi pintar, tetapi sekolah mengajarkan semakin bodoh (3) sekolah menjadikan jauh dari takdir Tuhan. Mereka lancar dalam mengkritik sistem pendidikan di Indonesia dan membandingkan dengan Negara luar.
Berikut transkrip obrolan menit 2.20-9.50 antara Guru Gembul dan Tom MC Ifle dalam video itu. Saya mengkutip dari transkripsi obrolan mereka dari fasilitas yang disediakan oleh YouTube dan merapikan secara manual. Dengan adanya transkripsi ini saya berharap kita dapat melihat persoalan yang di bahas lebih detail.
Tom MC Ifle : Apa yang salah yang pak guru lihat dari sistem pendidikan atau dari sistem pemerintahan atau apapun itu saya lebih mudah?
Guru Gembul : Saya lebih mudah ntuk menyebutkan apa yang benar dari pada apa yang salah, karena terlalu banyak apa yang salahnya. Jadi kalau misalkan saya menyebut apa yang benar itu gampang
Tom MC Ifle : Contoh contoh yang salah apa contoh satu atau dua
Guru Gembul : Dalam bidang apa ?
Tom MC Ifle : Pendidikan anak kecil, anak-anak SD
Guru Gembul : Dalam bidang pendidikan misalkan, sekolah-sekolah kita itu tidak mengajarkan agar mereka itu menjadi pintar, Tetapi mengajarkan mereka untuk menjadi bodoh
Tom MC Ifle : Kok bisa ya ?
Guru Gembul : Iya sekolah itu mengajarkan kita untuk menjadi bodoh, Karena dia dijauhkan dari dari bakat alamiahnya dia dijauhkan dari takdir yang diajukan Tuhan bukan berarti melanggar takdir, tetapi misal begini setiap orang itu spesifik unik berbeda satu sama lain. Karena itu maka sebenarnya kalau dia mampu untuk mencerap apa yang jadi bakat minatnya dia akan di masa depan dia akan berkarya dia akan bekerja di satu bidang dimana dia sangat bahagia dan dia dapat untung dari situ seharusnya begitu kan pekerjaan yang paling bagus itu bukan pekerjaan yang paling menghasilkan banyak uang tapi yang paling memberikan kebahagiaan
Tom MC Ifle : Ya
Guru Gembul : Saya harap disetujui nah karena itu sekolah-sekolah di Indonesia itu atau sebenarnya lebih banyak di seluruh dunia, sekolah-sekolah itu mengajarkan duduk dengan diam untuk pelajaran-pelajaran yang tidak berguna di masa depan
Tom MC Ifle : Wow
Guru Gembul : Jadi kalau misalkan, Kalau misalkan ada anak di Indonesia atau misalkan kita bikin sedikit imajinasi. Messi lahir di Indonesia dia bakat luar biasa di bidang bola kemudian karena dia dibesarkan di Indonesia pas dia lagi latihan futsal dimarahin di jewer dibawa pulang sama Mamanya nanti kamu harus belajar matematika dulu, belajar matematika main bola lagi ditarik lagi kamu harus belajar bahasa Indonesia dulu, dan sebagainya. Akhirnya apa matematika bahasa Indonesia karena dia tidak berbakat di situ dan dia tidak berminat di situ, dia tidak akan terlalu menguasainya dan main bola yang dia bakatnya memang di situ itu. Anda tidak akan terasa karena memang tidak ada latihan akhirnya apa? Masa depan dia tidak akan jadi apa-apa dan orang tuanya akan memberikan penghiburan kepadanya, nak nanti kalau lulus ini, lulus ini nanti kamu jadi PNS, jadi kan pendidikan di sini pendidikan ini Justru malah menghancurkan masa depan, karena si anak yang sebenarnya unik spesifik. Setiap anak itu harus dibesarkan sesuai dengan minatnya, sesuai dengan kebahagiaannya, Karena itulah dia akan mencapai sesuatu yang Puncak di masa depan. Tapi itu tidak orang-orang yang sangat-sangat berbeda itu semuanya harus dibatasi di dalam sebuah kelas pengajaran kemudian dapat nilai yang juga distandarisasikan yang kemudian namanya itu adalah KKN, itu saya harus bilang bahwa itu melanggar hak asasi manusia tetapi itu terjadi.
Tom MC Ifle : Tetapi ada tidak sekolah-sekolah yang tidak menerapkan itu misalnya sekolah internasional atau sekolah-sekolah lain?
Guru Gembul : Ya tentu saja, berbagai alternatif itu ada, saya juga misalkan tidak mengatakan sepenuhnya bahwa sekolah-sekolah itu salah sekolah itu korban. Korban dari ketidaktahuan orang-orang, korban dari ketidaktahuan para pemimpin besar. Saya berkali-kali berbincang dengan misalnya saya mohon maaf, dengan profesor yang terkait dengan bidang pendidikan saya berbicara dengan Rektor, saya berbicara, Banyak diantara mereka Bahkan falsafah pendidikan mereka gak terlalu paham karena tanggung jawab mereka sebenarnya adalah untuk membesarkan universitasnya, Mengapa jadi psikologi pendidikan yang paling dasar itu tidak mereka pahami atau psikologi paling dasar yang tidak mereka pahami diantaranya adalah seperti ini, misal ya saya mohon maaf. Misalkan begini anak-anak kecil itu semestinya ketika dia punya otak-otaknya itu ditarik-tarik dulu, dibuat berkembang dulu baru diisi jadi ditarik-tarik jadi, Anggaplah si otak anak itu adalah sebuah wadah gitu, wadah karet yang kembangkan dulu baru Setelah dia cukup besar isi dengan sesuatu yang berfaedah, bermanfaat untuk dirinya sendiri. Nah, siswa-siswa di Indonesia itu waktu otaknya masih kecil gak ditarik-tarik dulu nggak dilatih untuk berpikir dulu nggak dilatih dulu untuk memiliki kemandirian intelektual dan sebagainya tapi langsung diisi dengan materi-materi yang ketika mereka lulus sekolah mereka akan lupakan itu karena nggak penting, nggak penting jadi dijejelin sampai robek pecah makanya siswa di Indonesia ketika SMA SMP, dia sudah trauma belajar makanya yang paling mereka rindukan ketika sekolah itu adalah jam kosong dan jam libur ya. Itu menunjukkan menunjukkan bahwa apa sebenarnya mereka sangat tidak minat pada pendidikan, sangat tidak minat pada belajar kalau siswa sudah tidak minat pada pendidikan dan belajar apa yang diharapkan mereka nggak bisa berharap apa-apa lagi karena, tujuan mereka itu ternyata tidak diharapkan, ya karena apa Karena sejak kecil mereka itu sudah dihancurkan makanya saya sering bilang misalkan kalau kita nonton liga liga top Eropa, penontonnya itu kebanyakan adalah bapak-bapak aja bapak-bapak dan yang tua-tua. Tapi kalau misalkan kita nontonnya nonton Persib Persija di Indonesia kebanyakan itu remaja dan anak-anak
Tom MC Ifle : Betul, kenapa seperti itu?
Guru Gembul : Kenapa seperti itu karena orang yang sangat nyandu pada bola itu adalah orang yang stress
Tom MC Ifle : Oh serius
Guru Gembul : Serius, jadi kan gini ya
Tom MC Ifle : Gimana itu ?
Guru Gembul : Gini secara psikologis kita laki-laki ya,
Tom MC Ifle : Saya nggak suka terlalu suka nonton bola
Guru Gembul : Iya berarti tidak terlalu, tapi ini psikologis, psikologis sederhananya ya Nanti bisa kita Ulik jurnalnya di mana tapi Psikologi sederhananya seperti ini, kita laki-laki dan laki-laki itu punya hormon tessosteron yang 10 kali lipat lebih banyak daripada perempuan ya dan salah satu konsekuensi dari testosteron itu adalah keinginan kehendak untuk bersaing,
Tom MC Ifle : Betul
Guru Gembul : Ketika kehendak untuk bersaing itu gagal ketika misalkan dia ada dalam sebuah kelompok kemudian kelompok itu dikalahkan kemudian ada dalam satu kelompok kemudian kelompok itu disisihkan dan sebagainya sebagai laki-laki yang memiliki testotron itu ngedrop, itu stress, itu tertekan, nah ketika kalian nonton bola kalau nonton bola, suka bola, ga jadi masalah itu, bagian dari testore itu tuntutan tapi kalau kecanduan bola, sampai ngebela-belain datang ke Stadion setiap ini itu levelnya kan udah nyandu kan Nah kalau udah kecanduan berarti dia tuh stress, tingkat stressnya itu tinggi gara-gara apa ?gara-gara main bola itu memberikan imajinasi pada dirinya bahwa dirinya itu berkompetisi, dia ikut review dalam surai-surai kemenangan dan derai air mata pilihan dia bergabung di situ itu, yang dibutuhkan oleh orang yang memiliki testosteron tinggi kan dia nah jadi kalau ada orang yang sangat kecanduan bola, itu berarti dia mengharapkan persaingan mengharapkan benturan-benturan yang di dunia nyata dia tidak hadapi begitu ya. Nah di dunia barat orang yang suka nonton bola bapak-bapak, karena yang bikin stres itu adalah kerja, di Indonesia yang suka nonton bola remaja karena yang bikin stres itu adalah sekolah.
PENDAPAT SAYA
Apa yang di alami oleh guru gembul ini benar terjadi di Indonesia tetapi tidak semua pendapat beliau saya setuju. Salah satu contohnya ketika beliau bilang "Dalam bidang pendidikan sekolah itu tidak mengajarkan menjadi pintar, tetapi mengajarkan menjadi bodoh". Menurut saya kata-kata tersebut kurang tepat karena pada dasarnya menurut riset :
Menurut Universitas Gajah Mada
Terdapat 80% orang yang sukses dengan pendidikan lulus melalui bangku kuliah
Dan 20% lainnya sukses tanpa lulus bangku kuliah tetapi mereka sempat menyentuh sekolah dasar atau sekolah menengah atas
Menurut Hendi di UNIKA
Terdapat 100 orang sukses didunia 68 diantaranya ditempuh melalui bangku pendidikan diperkuliahan dan 32 diantaranya tanpa lulus kuliah.
Saya juga mengambil riset dari databoks bahwa memang benar 100 orang terkaya didunia itu hampir 70% di tempuh melalui lulusan Universitas dan 30% diantaranya tanpa lulus Universitas, akan tetapi mereka yang 30% itu sempat belajar di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Saya meriset ini melalui profil mereka satu per satu latar belakang mereka dan lingkungan mereka.
Sangat besar harapan saya dapat berbincang dengan Guru Gembul ini untuk menunjukan bahwa sekolah itu benar-benar tidak memperbodoh, walaupun tidak menjamin kesuksesan akan tetapi memperbesar peluang kesuksesan melalui, membaca, menulis, berhitung, dan berfikir.
Dengan ini juga saya mengkutip dari Badan Pusat Statistik Indonesia bahwasanya kemiskinan di Indonesia terus menurun sedikit demi sedikit. Karena pemerintah ini menekankan wajibnya berpendidikan dari mulai SD, SMP, SMA. Dengan memaksimalkan melalui Nilai Ujian Nasional, lalu di ubah menjadi domisili wilayah dalam requirement siswa siswi agar pendidikan dapat merata.
Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen, menurun 0,21 persen poin terhadap September 2022 dan menurun 0,18 persen poin terhadap Maret 2022.
• Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang terhadap Maret 2022.
• Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 7,29 persen, menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 7,53 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 12,22 persen, menurun dibandingkan September 2022 yang sebesar 12,36 persen.
• Dibanding September 2022, jumlah penduduk miskin Maret 2023 perkotaan menurun sebanyak 0,24 juta orang (dari 11,98 juta orang pada September 2022 menjadi 11,74 juta orang pada Maret 2023). Sementara itu, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 0,22 juta orang (dari 14,38 juta orang pada September 2022 menjadi 14,16 juta orang pada Maret 2023).
• Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp550.458,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp408.522,- (74,21 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp141.936,- (25,79 persen).
• Pada Maret 2023, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.592.657,-/rumah tangga miskin/bulan.
Dari data tersebut kita melihat betapa pentingnya sekolah dasar dan sudah tepat sistemnya, hanya saja menurut saya tinggal pemerataannya saja dan memaksimalkan teknologinya. Dan sekarang disekolah juga sudah terdapat banyak ekstrakurikuler seperti futsal, renang, bulutangkis, nari, pramuka, paskibra, band, bahasa, dll.
Saya selalu sangat berhati-hati dalam membahas isue ini karena mungkin, apa yang Guru Gembul alami berbeda dengan apa yang saya rasakan sebagai mahasiswa dan sebagai pengusaha. Saya sangat bersyukur bisa belajar di Negara Indonesia dengan sistem pendidikan seperti ini, menurut saya sudah sangat baik. Tinggal kita sebagai tokoh utama yang memaikan peran sebagai siswa dan orang tua yang harusnya bisa mengembangkan pengetahuan yang didapat disekolah.
Saya sendiri merasakan bahwa keberhasilan dan kebodohan orang itu tergantung pada dirinya sendiri, saya dulu merasakan SD dikelilingi oleh teman-teman yang suka tawuran, SMP dikelilingi oleh teman-teman yang suka tawuran, meroko, mabok. SMA saya hanya memiliki 2 teman karena saya mulai memilah mana teman yang bisa berdampak baik dan mana teman yang bisa berdampak buruk. Karena pada dasarnya sukses itu begnatung juga pada lingkungan, menurut Kompas.com 80% orang sukses di Indonesia itu karena Softskill yang di dapat melalui sekolah, seminar, dll melalui pengetahuan berfikir. 20% diantaranya ditempuh melalui kerja keras.
Yang jelas sistem pendidikan di Indonesia itu sudah sangat baik, tinggal pemerataannya saja dan penggunaan teknologi tepat guna saja yang dimaksimalkan. Yang memperbodoh dan memperpintar diri kita adalah ya cara berfikir diri kita sendiri, bukan dari sistem pendidikan di Indonesia.
Tingkatkan Softskill dan Hardskill anda, perbanyak membaca, jika tidak suka membaca perbanyak menonton channel pendidikan, jika tidak suka menonton perbanyak mendengar channel pendidikan, jika tidak suka semuanya maka perbanyaklah teman teman hebat di hidup anda