RUANG OPINI - RA
3 min readMay 4, 2024

Naturalisasi di Sepakbola Indonesia: Antara Peluang dan Identitas Nasional.

ADE FACHRY ALFIKRI (202115500031)

Pemain keturunan Indonesia yang dinaturalisasi oleh PSSI (Rafael Struick, Ivar Jenner, Shayne Pattynama, Jordi Amat, Sandy Walsh)

Fenomena naturalisasi pemain dalam dunia sepakbola telah menjadi topik yang kontroversial di berbagai negara termasuk Indonesia. Dan baru-baru ini Kiper dari Tim Major League Soccer (MLS) FC Dallas yaitu Marteen Paes resmi menjadi Warga Negara Indonesia setelah mengambil sumpah di Jakarta pada hari selasa 30 April 2024.

Maarten Paes telah resmi menjadi WNI setelah mengambil sumpah di Kanwil (Kantor Wilayah) Kemenkumham

Fenomena tersebut memunculkan perbedaan pandangan terhadap perkembangan sepak bola lokal dan dampaknya terhadap jati diri bangsa.
Naturalisasi pemain menjadi topik hangat di kalangan penggemar sepak bola, pelatih, dan pengambil kebijakan di Indonesia.

Pemain Berdarah Belanda - Indonesia Rafael Struick

Naturalisasi pemain sepakbola adalah proses di mana seorang pemain yang bukan warga negara asli suatu negara diberikan kewarganegaraan dan kemudian diizinkan untuk mewakili negara tersebut dalam kompetisi internasional. Proses ini biasanya dilakukan untuk memperkuat tim nasional dengan mendatangkan pemain berkualitas dari luar negeri yang telah menetap di negara tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Di Indonesia, naturalisasi pemain pertama kali menjadi perhatian publik pada awal 2010-an, pada saat itu dikenal nama besar seperti Christian Gonzales, Irfan Bachdim, Toni Cussel dan Raphael Maitimo, pada awalnya program Naturalisasi hanya mengambil pemain luar yang berkarir di Liga Indonesia saja ketika itu banyak pemain luar yang sudah bermain di Liga Indonesia selama 5 musim dinaturalisasi oleh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) barulah di tahun 2016an PSSI mulai mencari pemain keturunan yang bermain di luar negeri untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia ketika beberapa pemain berkualitas yang bermain di luar negeri mulai diangkat menjadi warga negara Indonesia dan bermain untuk tim nasional. Meskipun tujuan awalnya adalah untuk meningkatkan performa tim nasional, naturalisasi pemain ini tidak luput dari kritik.

Salah satu kontroversi utama terkait naturalisasi di sepakbola Indonesia adalah tentang identitas nasional. Banyak yang menganggap bahwa mendatangkan pemain asing untuk menjadi warga negara Indonesia dan mewakili tim nasional bisa merusak identitas sepakbola Indonesia yang seharusnya didasarkan pada pemain-pemain asli yang tumbuh dan berkembang di dalam negeri. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang berhak disebut sebagai wakil dari suatu negara di pentas internasional.

Selain itu, naturalisasi juga memicu debat tentang pengaruhnya terhadap perkembangan sepakbola lokal. Karena masyarakat masih banyak menganggap naturalisasi sebagai dalang mati nya talenta lokal di Indonesia, meskipun demikian program naturalisasi yang dijalankan tidak lain hanya untuk jangka pendek saja, pembinaan usia muda dan perbaikan kualitas liga juga harus berkembang agar tidak tertinggal dari negara ASEAN lainnya.

Meskipun kontroversial, naturalisasi pemain juga memiliki potensi positif. Dengan memperkuat tim nasional, Indonesia memiliki peluang lebih baik untuk bersaing di tingkat internasional dan meningkatkan citra sepakbola Indonesia secara global. Selain itu, kehadiran pemain diaspora yang berkualitas juga dapat memberikan pengalaman berharga bagi pemain-pemain lokal dan meningkatkan standar permainan di dalam negeri.

Berkaitan dengan hal tersebut, penting bagi pihak-pihak terkait termasuk otoritas sepak bola, pelatih, dan suporter untuk mempertimbangkan secara matang dampak positif dan negatif naturalisasi pemain. Meski memperkuat timnas merupakan tujuan mulia, namun jangan lupa bahwa pengembangan sepak bola lokal juga menjadi salah satu aspek penting untuk menjadi landasan kokoh masa depan sepak bola Indonesia.

No responses yet